Senin, 05 April 2010

Purwa Prasasti

Ada segenggam harap. Kupancangkan di langit-langit jiwa. Penaku adalah bajak meretas di ladang-ladang subur. Aku hanyalah petani sastra yang hanya dapat menanam kata dan kalimat. Berharap memanen kepuasan batin darinya. Benih sastraku dari sunatullah, tidak membeli. Maka panenku juga untuk diri dan pencerahan jiwa mereka yang peduli menyimaknya. Goresan penaku hanyalah ungkapan yang tertangkap indera dan rasa. Semua atas kuasa-Nya. Aku hanya bak penampung yang alirkan pencerahan bagi sesama. Anugerah ini bukan untuk diri sendiri. Lewat pintu huruf kutelusuri dunia imajinasi. Kurenangi beningnya jiwa. Mata air kata-kata memancarkan petuah bagi hidupku. Kutabur bunga puisi di lembah fantasi. Kumenari ditingkah cahaya gemerlap. Ah.... anugerah tiada tara. Akan kujaga sepanjang hayat. Agar tetap tercipta karya. Meski bukan pujangga, aku bersyukur menerimanya.

1 komentar:

  1. Mas Guru teruslah berkarya dan jangan pernah ragu.Maju terus....

    BalasHapus